Portal Kita
music

Mengapa Musik Jaman Sekarang Bersifat “Seragam”?

Di era digital saat ini, banyak pendengar musik yang merasa bahwa lagu-lagu populer cenderung terdengar sama. Fenomena ini sering dijelaskan dengan istilah bahwa musik jaman sekarang bersifat “seragam”. Artikel ini akan menjelajahi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini, termasuk pengaruh teknologi, standarisasi produksi musik, dan dinamika pasar musik global.

1. Dominasi Teknologi dalam Produksi Musik

Salah satu faktor utama yang menyebabkan keseragaman dalam musik modern adalah dominasi teknologi dalam proses produksi. Dengan kemajuan software dan perangkat keras, musisi dan produser kini memiliki akses ke alat-alat yang serupa untuk menciptakan musik. Program seperti Ableton, Logic Pro, dan Pro Tools menyediakan template dan preset yang memudahkan penggunaan efek, chord, dan melody yang serupa di berbagai lagu. Selain itu, loop dan sample yang dapat dibeli atau diunduh secara gratis juga sering digunakan, yang mengakibatkan banyak lagu memiliki elemen-elemen yang mirip.

2. Pengaruh Industri Musik

Industri musik seringkali mengutamakan keterulangan formula sukses daripada mengambil risiko dengan inovasi yang belum teruji. Hal ini dikarenakan tekanan ekonomi untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Ketika sebuah lagu menjadi hit besar, produser dan label rekaman cenderung mencari cara untuk mereplikasi kesuksesan tersebut. Ini mengarah pada produksi lagu-lagu yang serupa dalam hal struktur, tempo, dan bahkan instrumen yang digunakan, yang pada akhirnya menciptakan kesan bahwa semua lagu terdengar sama.

3. Pengaruh Algoritma dan Streaming

Platform streaming seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube memainkan peran besar dalam menentukan jenis musik yang sering didengarkan. Algoritma yang digunakan oleh platform ini cenderung mempromosikan lagu-lagu yang memiliki kesamaan dengan lagu-lagu hit sebelumnya, berdasarkan preferensi pendengar. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana lagu yang sukses mendapatkan lebih banyak eksposur, sementara lagu yang berbeda atau inovatif mungkin tidak sepopuler itu. Akibatnya, produser musik cenderung menghasilkan lagu yang “aman” dan sesuai dengan apa yang sudah terbukti populer.

4. Globalisasi dan Homogenisasi Budaya

Globalisasi telah menyebabkan homogenisasi budaya, termasuk dalam musik. Artis dari berbagai belahan dunia kini lebih mudah diakses oleh pendengar internasional, tetapi ini juga berarti bahwa mereka sering mengadaptasi gaya yang sudah diterima secara global untuk menarik audiens sebanyak mungkin. Hal ini sering menghasilkan musik yang kehilangan karakteristik unik dari budaya asalnya, menggantinya dengan suara yang lebih universal dan sering kali, seragam.

5. Preferensi Pendengar

Pendengar juga memainkan peran dalam keseragaman musik. Banyak orang merasa nyaman dengan apa yang sudah familiar, sehingga cenderung mendengarkan lagu yang memiliki ciri khas yang sama dengan lagu lain yang sudah mereka sukai. Hal ini mempengaruhi produser dan artis untuk terus menciptakan musik yang sesuai dengan selera pasar yang sudah ada.

Kesimpulan

Keseragaman dalam musik modern dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari teknologi produksi yang serupa, tekanan industri musik untuk mempertahankan formula sukses, pengaruh algoritma platform streaming, hingga pengaruh globalisasi. Meskipun fenomena ini mungkin membatasi keberagaman ekspresi artistik, itu juga merupakan cerminan dari dinamika pasar yang ada. Penting bagi para stakeholder industri musik untuk menemukan keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan kekayaan artistik, sehingga dapat menciptakan ruang untuk inovasi dan keberagaman dalam musik yang kita nikmati hari ini.

Related posts

Pengaruh BTS pada Army

Jafar Faqih

Nada-nada Pencerahan: Musik Religi sebagai Media Dakwah

Jafar Faqih

Mengungkap Kekuatan Musik: Merasakan Emosi Melalui Suara

Jafar Faqih

Leave a Comment